MODEL-MODEL MEMORI DAN MEMORI
JANGKA PENDEK DAN PANJANG
Tugas Penelitian Mahasiswa Ini untuk Memenuhi
Persyaratan Perkuliahan Mata kuliah
Pengantar Psikologi Kognitif
Pengantar Psikologi Kognitif

Kelompok
4:
Ichsan Chintia Ratu 168600088
Siti Resti Tri Ramahdani 168600163
Yosi Safera 168600020
Widya Wulandari 168600074
Mei
Dwi Zahrani 168600034
Missy Sintia 168600178
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
MEDAN AREA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga
kami mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang dibuat untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Kognitif. Adapun materi makalah
yang kami buat adalah mengenai “Model-model Memori dan Memori-memori Jangka
Pendek dan Panjang”.
Kami
menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak kami sadari. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari makalah ini, agar dimasa
yang akan datang kami bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi namun begitu,
meskipun makalah kami jauh dari kata sempurna kami berharap agar makalah kami
sedikit banyak dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari kami, atas
perhatian dari pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.
Medan, 10 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar
Isi.......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Memori (Ingatan)...................................................................... 2
2.2
Faktor Yang Mempengaruhi Memori.......................................................... 3
2.3
Jenis – jenis Memori.................................................................................... 3
2.4
Model – model Memori Jangka Pendek dan Model Memori Ganda.......... 5
2.5
Model – model Memori Ganda................................................................... 6
2.5.1 James................................................................................................. 6
2.5.2 Waugh dan Norman.......................................................................... 7
2.5.3 Atkinson Dan Shiffrin...................................................................... 7
2.6
Model Memori Kerja................................................................................. 10
2.7
Model – model Memori Jangka Panjang................................................... 13
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................... 19
3.2
Saran......................................................................................................... 19
Daftar Pustaka................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam
kehidupan sehari-hari berbagai aktifitas yang kita lakukan tidak terlepas dari
proses mengingat. Apalagi dalam pembelajaran, rasanya takkan ada pembelajaran
tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses pembelajaran sehingga
apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus dapat mengingat
dengan baik.
Dengan
adanya ingatan, akan mempermudah berbagai aktifitas kita sehingga mewujudkan
suatu kesinambungan dari informasi apa yang pernah kita terima dan
menyampaikannya kembali informasi tersebut. Tanpa ingatan kita tidak dapat
mengenali diri kita sendiri, karena pemahaman tentang diri sendiri tergantung
dengan adanya ingatan.
Ingatan
berasal dari pengalaman yang telah kita alami. Kejadian yang kita alami
merupakan suatu hal baru yang tidak semuanya akan diproses didalam ingatan,
beberapa kejadian yang diproses dalam ingatan suatu saat bisa dimunculkan
kembali sehingga menimbulkan ketertarikan dengan kejadian yang dialami.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan, adapun rumusan masalah
tentang memori tersebut yaitu:
a.
Apakah yang dimaksud dengan
memori?
b.
Apa saja faktor yang
mempengaruhi memori?
c.
Apa saja Jenis-jenis dari
memori?
d.
Apa saja model-model
memori jangka pendek?
e.
Apa saja model-model
memori jangka panjang?
1.3
Tujuan Penulisan
a.
Dapat Mengetahui dan memahami tentang memori.
b.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi memori.
c.
Untuk mengetahui jenis-jenis memori.
d.
Untuk mengetahui model-model jangka pendek.
e.
Untuk mengetahui model-model jangka panjang.
1.4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Memori
Memori merupakan kemampuan kita memiliki dan mengambil
kembali suatu informasi dan struktur yang mendukung kemampuan ini. Ilmuwan yang
pertama sekali meneliti memori adalah SIR FREDERIC BARTLEET (1932), seorang
psikolog inggris. Ia meminta sejumlah orang membaca suatu cerita panjang dan
aneh yang berasal dari kebudayaan lain dan kemudian menceritakannya kembali.
Pada saat relawan tersebut disuruh menceritakan kembali kisah tersebut, mereka
melakukan kesalahan yang menarik, yakni:
1.
Seringkali menghilangkan atau mengubah detail cerita yang menurut mereka
tidak masuk akal
2.
Menambah detail yang lain yang menurut mereka lebih koheren
3.
Terkadang menambah pesan moral menurut versi mereka sendiri.
Melihat hasil penelitian yang dia lakukan maka BARTLEET
menyimpulkan bahwa memori merupakan proses rekonstruksi yang sangat besar. Kita
juga dapat mereproduksi beberapa jenis informasi sederhana namun saat kita
mengingat informasi yang sangat kompleks, kita cenderung merubah informasi
tersebut menjadi masuk akal, berdasarkan pengetahuan yang kita miliki.
Ada fenomena yang disebut dengan SOURCE CONFUSIONS
(kebingungan asal-muasal). Contohnya: apabila seseorang meminta kita untuk
menggambarkan kembali salah satu pesta ulang tahun kita, mungkin saja kita
mengingat peristiwa kita sendiri, tetapi kita bisa juga menggambarkan dari foto
keluarga, rekaman video atau dari perayaan ulang tahun orang lain. Kita sering
mengambil potongan-potongan tersebut, menyatukannya dan mengintegrasikannya dan
akhirnya kita tidak dapat lagi membedakan antara ingatan kita yang sesungguhnya
dengan informasi-informasi yang kita dapatkan dari sumber lainnya.
Selain itu, ROGER BROWN dan JAMES KULIK (1977),
memberikan suatu istilah flashbulb memories (memori bola lampu). Kemampuan kita
mengingat peristiwa-peristiwa khusus secara detail dan emosi yang jelas,
sebagaimana saat peristiwa sesungguhnya terjadi. Akan tetapi perlu diketahui
flashbulb memories tidak selalu lengkap dan akurat dalam merekam masa lalu. Mengingat adalah proses aktif yang tidak
hanya melibatkan proses penyimpanan informasi, tetapi juga melibatkan proses
menggunakan dua atau tiga informasi sekaligus untuk merekonstruksi peristiwa
pada masa lalu.
Konfabulasi, merupakan kebingungan akan suatu peristiwa yang terjadi
pada diri orang lain dengan peristiwa yang terjadi pada diri anda sendiri atau
keyakinan bahwa anda mengingat suatu peristiwa, yang sesungguhnya tidak pernah
terjadi. Konfabulasi sering terjadi pada situasi-situasi khusus, antara lain:
1.
Pada saat kita sering memikirkan, mendengarkan, atau menceritakan kepada
orang lain suatu kejadian yang imajiner.
2.
Gambaran mengenai suatu peristiwa mengandung banyak sekali detail yang
membuat peristiwa tersebut ternyata nyata.
3.
Peristiwa tersebut mudah dibayangkan.
Sifat rekonstruktif
alami yang terdapat pada memori memungkinkan pikiran kita bekerja secara
efesien. Adapaun sifat rekonstruktif antara lain:
1.
Menyimpan bagian-bagian yang esensial dari suatu pengalaman
2.
Menggunakan pengetahuan kita mengenai dunia untuk melengkapi bagian-bagian
tersebut disaat kita butuhkan
3.
Membuat memori kita rentan terhadap sugesti.
2.2
Faktor Yang Mempengaruhi Memori
Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang
telah masuk kedalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya,
dan manusia memiliki kemampuan untuk mengenang atau menggali kembali ingatan
tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami
itu akan masuk dan tinggal seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang
mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain:
a.
Faktor usia
Ingatan
yang paling tajam pada diri manusia kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini
berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kean
pengindraan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga
dapat dipertinggi akan tetapi untuk kessan-kesan yang mengandung pengertian
(daya ingatatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
b.
Kondisi fisik
Misalnya
kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja atau prestasi
ingatan.
c.
Faktor emosi
Dalam
hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang
tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
d. Minat dan motivasi
Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati
remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing.
Orang-orang yang sering berpergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang
jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini
seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih
baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan
motivasi dan pada giliranya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin
(1890-1947), seorang psikolog jerman, minta dan motivasi berarti konsentrassi
energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi
energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.
2.3 Jenis-jenis Memori
Menurut Richard
Atkinson dan Richard Shiffrin, ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan
informasi, yaitu:
a.
Memory
sensoris
Memori sensoris adalah ingatan
yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori
Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus
diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan
sebagainya. Memori sensorik cukup
pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan
berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika
berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang
anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian
anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan. Sebenarnya
memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan tetapi yang
disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut
akan menghilang setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali
setelah lewat dari satu detik. Keberadaan memori sensoris
mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang harus menaruh perhatian
pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada proses
seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.
b.
Memori
jangka pendek
Ingatan jangka pendek adalah
suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan
hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka
pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan.
Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka
pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori
sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya
dalam ingatan jangka pendek.
Dari ingatan jangka pendek ini,
ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke dalam ingatan
jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi
dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek.
Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa
menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama
anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu,
maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat
sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses
mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor
dari memori jangka pendek ke memori
jangka panjang.
Jumlah informasi yang bisa
disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya lima hingga sembilan
informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Setiap
kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori
sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan
sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika
berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke
memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus
melihat dan mengingat kembali. Ingatan
jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara, tetapi
juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan
informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini
disebut penemuan mental. Penemuan mental
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya,
bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan
ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental
anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai atau tidak
menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana
seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya.
c.
Memori
jangka panjang
Ingatan jangka panjang adalah
suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang
disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang
dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang
adalah gudangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka panjang berisi informasi dalam kondisi
psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat
ini tidak sedang dipikirkan.
Proses masuknya informasi ke
dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap
ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls
neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural
yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah
informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana
yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan
dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Sebelum masuk ke ingatan jangka
panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu
dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari
informasi dianalisis lebih jauh lagi.
Tujuan sebuah informasi
dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk Anda ingat selamanya.
Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang bisa anda
munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik
ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi
pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan
yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan
sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi
tersebut. Anda mungkin mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan
orang tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan
akurasi yang mengejutkan.
2.4 Model-model Memori Jangka Pendek
Memori adalah salah satu elemen pokok dalam
proses kognitif. Memori dapat kita
artikan sebagai tempat penyimpanan. Terdapat beberapa model memori. Salah satunya adalah memori ganda. Model memori ganda memiliki beberapa jenis
yaitu memori ganda James, memori
ganda Waugh dan Norman, dan memori ganda Atkinson dan Shiffrin. Sedangkan memori jangka pendek adalah memori
primer yang ada di dalam otak
kita.
Didalam otak manusia ada memori yang dapat
kita sebut sebagai memori jangka
pendek atau yang dikenal dengan Short Term Memory. STM memiliki kapasitas lebih kecil dari pada
memori jangka panjang (LTM Long Term Memory). Akan tetapi STM memiliki peran penting
dalam Pemrosesan memori.
Kapasitas STM yang kecil menjadikan STM juga diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang terbatas.
Kapasitas dari STM ada tujuh
unit saja namun tujuh unit tersebut dapat dikembangkan dengan tujuh kata yang bermakna yang disebut dengan chunking,
yaitu suatu proses yang penting karena menjelaskan fenomena STM yang mampu
memproses informasi
dalam jumlah besar tanpa ada kemacetan.Kapasitas STM sangat terbatas sehingga rentan terhadap hilangnya
atau memudarnya informasi dengan
cepat. Hal
ini berdasarkan penelitian Lloyd Peterson dan Margaret Peterson, penelitian keduanya dinamakan
dengan teknik Brown Peterson.
Berdasarkan penelitian itu pula keberadaan
memori jangka pendek dapat dirangkum.
Pertama pengamatan sehari-hari menunjukkan hal diingat sesaat dan hal lainnya diingat dalam jangka panjang.
Kedua, pengambilan sejumlah informasi
dalam memori adalah karakteristik kinerja memori jangka pendek sedangkan pengambilan informasi yang lain
adalah kinerja memori jangka panjang.
Ketiga, kinerja memori jangka pendek dapat mengalami hambatan sedangkan memori jangka panjang tampak tetap
stabil.
Penyandian informasi dalam STM berupa
penyandian auditorik, visual, dan semantik. Penyandian auditorium misalnya anda ditanyai
berapa saudara kandung
anda? Anda menjawab “tiga”. Anda menjawab tiga karena informasi sudah tersedia dalam bentuk auditorik.
Penyandian visual misalnya anda ditanyai
jumlah jendela dalam suatu ruangan. Anda akan menghitung satu persatu dengan memandang setiap jendela.
Sehingga anda dapat menjawab jumlah
jendela suatu ruangan dengan penyandian visual di STM. Dalam penyandian semantik para peneliti bidang ini
melakukan eksperimen berdasarkan
PI, yaitu fenomena ketika kemampuan mengingat dihambat oleh adanya hubungan semantik antara daftar yang
sedang diingat dengan daftar sebelumnya.
2.5 Model-model Memori Ganda
2.5.1
James
James adalah minat awal terhadap model memori ganda
yang berkembang pada tahun 1800-an. James yang merupakan tokoh awalnya
membedakan memori menjadi dua jenis, memori langsung yang disebut memori primer
dan memori tidak langsung yang disebut sebagai memori sekunder. Memori memiliki
sifat dualistik yaitu sebagai pengantara dan permanen. James menyusun teorinya
berdasarkan introspeksi. James berpendapat bahwa memori primer mirip dengan apa
yang telah ketahui tentang memori jangka pendek dan memori sekunder adalah
memori jangka panjang. Memori primer bekerja pada saat sadar dan selalu
menyediakan tayangan peristiwa. Sedangkan memori sekunder James mengasumsikan
sebagai tempat yang gelap yang menyimpan informasi yang pernah dialami dan
tidak akses lagi. Selain itu juga didefinisikan sebagai jalur yang
terpahat dalam jaringan otak
manusia.
2.5.2
Waugh
dan Norman
Keduanya meminjam model James namun keduanya mengembangkannya. Keduanya
mengkuantifikasikan karakteristik memori primer. Memori jangka pendek memiliki
kapasitas terbatas. Sehingga hilangnya informasi dapat terjadi dua kemungkinan
pertama seiring berlalunya waktu (decay) dan kedua pola yang lama tertindihi
atau ada intervensi pola yang baru. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Waugh
dan Norman, mereka berdua mengambil kesimpulan bahwa hilangnya informasi lebih
besar dikarenakan oleh intervensi oleh informasi baru dari pada hilangnya
informasi dikarenakan oleh seiring berlalunya waktu.
2.5.3
Atkinson
dan Shiffrin
Dasar teori mereka berdua adalah meminjam teori dualistik
dari Waugh dan Norman. Dalam model ini memori memiliki tiga area penyimpanan,
yaitu register sensorik, penyimpanan jangka pendek dan penyimpanan jangka
panjang. Atkinson dan Shiffrin membedakan memori dengan penyimpanan, memori untuk
mengacu pada data-data yang disimpan sedangkan penyimpanan mengacu pada komponen
struktural yang berisi informasi. Dalam penyimpanan jangka pendek informasi
akan diteruskan pada penyimpanan jangka panjang, dan menahan informasi lain
untuk menetap beberapa menit dan kemudian hilang. Sehingga penyimpanan jangka
pendek merupakan sistem kerja. Sedangkan penyimpanan jangka panjang sebagai
pengawas stimuli dalam register sensorik (mengendalikan informasi yang masuk ke
penyimpanan jangka pendek) dan menyediakan ruang bagi informasi dalam penyimpanan
jangka panjang.
Jika kita membahas tentang memori, kita akan
menganggap memori adalah tempat yang luas untuk menyimpan suatu data yang dapat
dimunculkan kembali ketika kita menginginkan atau ketika kita membutuhkannya.
Dalam model memori dalam keilmuan memori seperti yang digambarkan tersebut
merupakan memori jangka panjang (LTM : Long-term-memory), dan merupakan
salah satu macam memori kita. Selain LTM kita mempunyai STM yang memiliki
kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan LTM. Meskipun STM memiliki
kapasitas lebih kecil tapi ia memiliki peran penting dalam pemrosesan informasi
dalam memori. STM mempunyai karakteristik lain yaitu kapasitas penyimpanannya
yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas, dan bukan
hanya itu, terdapat pula pertukaran (trade-off) konstan antara kapasitas
penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. (Robert L. Solso & Otto H. Maclin,
2007)
|
Struktur penyimpanan
|
Proses-proses
|
Penyebab kegagalan mengingat
|
|||
|
Kode
|
Kapasitas
|
Jangka Waktu
|
Pengambilan
|
||
|
“Penyimpanan” sensorik
|
Fitur-fitur sensorik
|
12-20 item hingga hampir tak terbatas
|
250 milidetik-4 detik
|
Utuh, asalkan terdapat isyarat (cue) yang
tepat
|
Masking, decay
|
|
Memori jangka pendek
|
Akustik, visual, semantik, fitur-fitur
sensorik diidentifikasi dan dinamai
|
7±2 item
|
Sekitar 12 detik lebih lama dengan
pengulangan
|
Utuh,asalkan setiap item diambil setiap 25
milidetik
|
Displacement, interference, decay
|
Atkinson dan Shiffrin
berpendapat bahwa memori jangka pendek (STM-Short Term Memory) adalah bagian di
mana pemprosesan seperti aritmatika mental dilakukan. Jika informasi bertahan
di STM dalam waktu cukup lama, maka informasi tersebut akan memasuki memori
jangka panjang (LTM- Long Term Memory). LTM memiliki kapasitas dan durasi besar
penyimpan informasi untuk penarikan di kemudian hari. Meskipun STM memiliki
kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan LTM, STM memiliki peranan penting
dalam pemrosesan memori. Suatu karakteristik lain pada STM adalah kapasitas
penyimpanannya yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga
terbatas, dan bukan hanya itu, terdapat pula pertukaran (Trade Off) konstan
antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori
jangka pendek, yaitu: Efek
posisi serial (The Serial Position Effect). Sejumlah item-item atau objek yang
disajikan secara berurutan akan mempengaruhi ingatan seseorang. Item-item atau
objek-objek yang berada pada posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga
akhir (belakang) akan cenderung diingat lebih baik daripada item-item atau
objek-objek yang berada pada urutan di tengah. Sebab informasi atau
item-item yang terletak di bagian awal atau depan akan lebih dulu memasuki
ingatan jangka pendek sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam
pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke dalam ingatan jangka
panjang. Bagi
informasi yang terletak di tengah urutan, ketika memasuki ingatan jangka pendek
bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi di bagian depan,
sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi yang
terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak di tengah urutan
belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu, informasi
yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab informasinya
masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di recall. Pengaruh
informasi yang terletak pada daftar urutan awal penyajian terhadap kuatnya
ingatan disebut primacy effects. Sementara itu, pengaruh informasi yang
terletak pada daftar urutan terakhir penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut
recency effects. Memori jangka pendek menyimpan informasi melalui suara atau
bunyi sementara memori janka panjang menyimpan informasi melalui bahasa atau
makna.
a) Dukungan
neurosains kognitif
Penemuan-penemuan neurofisiologis menunjukkan bahwa kedua
penyimpanan memori yang berbeda tersebut memiliki letak tertentu dalam struktur
otak manusia.
Studi-studi
neurofisiologis tersebut melibatkan pasien-pasien klinis yang mengalami sejenis
trauma fisik atau cedera otak. Misalnya kasus K.F yang diteliti oleh
Warrington dan Shallice pada tahun 1969, K.F memilki LTM yang berfungsi secara
normal, namun ia mengalami kesulitan besar mengingat serangkaian angka. Dalam kasus K.F, K.F mengalami gangguan STM
namun bukan LTM.
Memori
jangka pendek (Short Term Memory) atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama memori
tersebut masih dibutuhkan.
1.
Encoding dalam memori jangka pendek
Mula-mula akan berlangsung proses encoding
seperti memori sensoris, akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak
kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu
proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi.
2.
Storage dalam memori jangka pendek
Kapasitas
dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi
dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat dilihat dengan percobaan yang
disebut dengan memory span task.
3.
Retrieval dalam memori jangka pendek
Kapasitas memori jangka pendek sangat
terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak
membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek,
yaitu:
1)
Parallel Search
2)
Serial Search
Memori dapat di kategorikan sebagai STM, LTM dan
memori kerja. Setiap memori memori
tersebut memiliki karateristik yang bebeda-beda. Kapsitas memoi jangka pendek terbatas
pada tujuh item namun kepadatan atau jumlah informasi per item dapat ditingkatkan dengan chunking (sepeti
menggabungkan sejumlah huruf
menjadi huruf
menjadi kata-kata
yang bermakna). Posedur chuking pada memori jangka pendek memerlukan adanya pengaksesan informasi dari
memori jangka panjang. Penyandingan informasi pada memori jangka pendek setidaknya melibatkan sandi visual,
akustik, dan semantic. Bukti bahwa
mengidentifikasi bahwa penyandian visual
tejadi sebelum penyandian akustik dan semantik. Pengambilan memori jangka
pendek dalam kecepatan tinggi tampaknya bekeja secara menyeluruh (exhaustive) alih-alih bekerja secara self-terminating (berhenti bekeja ketika menemukan informasi
lagi yang dipelukan. Memori tampaknya disimpan secara lokal (tempat-tempat tetentu) dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk
memori tetentu).
2.6 Model Memori Kerja
Memori kerja (working memory) didefinisikan secara konsepsual sebagaisuatu
tipe meja kerja (workbench) yang secara konstan mengubah, mongkombinasikan, dan
memperbarui informasi baru dan lama. (Robert L. Solso & Otto H. Maclin, 2007) model
memori kerja menyanggah pandangan bahwa STM hanyalah sekedar suatu “kotak” di
kepala semacam unit pemrosesan sederhana tempat informasi dikirim ke LTM, atau
hilang.
Menurut Beddeley beranggapan bahwa kita
mempunyai putaran fonologis (phonoligical loop) yang berisi penyimpanan
fonologis dan proses artikulatoris, yang memampukan kita mengingat
informasi sebanyak yang kita dapat kita ulangi (rehearse) dalam durasi
terbatas.
Model
memori kerja (WM-Working
Memory) yang dikembangkan Baddeley dan Hitch (1974) merupakan upaya untuk
meniru proses-proses yang bekerja dalam STM. Oleh karena itu, ini merupakan
alternatif bagi peyimpanan jangka pendek yang dikemukakan oleh Atkinson dan
Shiffrin. Memori kerja didefenisikan secara konseptual sebagai suatu tipe meja
kerja (Workbench) yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan, dan
memperbaru informasi baru dan lama. Ada
tiga komponen utama dalam memori kerja, yaitu:
1.
Pengulangan fonologis
Pengulangan
fonologis (Artikulatori) menyimpan bunyi-bunyi wicara dalam jumlah terbatas
untuk kurun waktu singkat. Pengulangan fonologis terdiri dari dua komponen,
yaitu penyimpanan fonologis pasif dan proses pengendalian artikulatori atau
subvokal yang membantu latihan mental.
2.
Papan sketsa visuospasial
Papan
sketsa visuospasial (memori kerja visuospasial) adalah versi visual pengulangan
fonologis, memyimpan untuk sementara dan memanipulasi informasi visual dan
spasial dengan cara yang sama seperti pengulangan fonologis dalam wicara.
3.
Pelaksana pusat
Pelaksana pusat mengatur sumber daya
atensional ke subsistem-subsistem lain dalam WM, serta bertanggung jawab atas
proses-proses berpikir tingkat tinggiyang digunakan dalam penalaran dan
pemahaman bahasa. Pelaksana pusat hanya memiliki kapasitas atensional terbatas
dan tidak memiliki kapasitas penyimpanan (penyimpanan terletak di dalam cabang
sistem-sistem budak dan LTM) jika suatu tugas terlalu menuntut maka
sumber daya-sumber daya pelaksana pusat akan habis dan mengakibatkan penurunan
kinerja tugas. Jadi pelaksana pusat adalah perantara antara sistem-sistem budak
dan LTM, fokus dan mengalihkan perhatian dalam tugas-tugas, serta mengaktivasi
representasi-representasi dalam LTM (Logie & Duff, 1996).
Kemudian pada tahun 2000, Baddeley
menambahkan satu komponen lagi dalam model memori kerja, yaitu penyangga
episodik. Penyangga episodik bertindak sebagai alat penghubung antara
sistem-sistem budak lain dan LTM. Peyangga episodik juga sebagai tempat
penyimpanan sementara di mana informasi dari sejumlah sumber digabungkan
menjadi suatu kesatuan utuh yang dapat ditarik dan digunakan sebagai suatu
ruang percontohan untuk membantu dalam belajar.
a)
Kapasitas
STM
Seperti
data yang sering kita gunakan untuk menyimpan atau memindah file dari sebuah kimputer. Sebagaimana dengan
memori manusia, mempunyai kapasitas batas maksimal atau batas terima.
Menurut beberpa penelitian
STM memiliki kemampuan menangkap objek hanya pada tujuh item. Namun kepadatannya (density) atau
jumlah informasi per item dapat ditingkatkan
dengan chunking (seperti menggabungkan sejumlah huruf menjadi kata-kata yang bermakna). Karena kita tidak pernah tau kapan kita kan mendapatkan musibah dalam penjelasan
berikut mengatakan sebuah penelitian
terhadap pasien mengalami luka (lesions) pada lobus temporal di hipokampus menunjukkan bahwa
struktur-struktur tersebut berperan dalam penyimpanan memosi jangka panjang. Lloyd dan Margaret Peterson
adalah para peneliti yang mempelajari durasi STM, namun Miller lah yang dalam
karyanya yang berwawasan mempelajari kapasitas STM. Miller
menyimpulkan bahwa STM memuat tujuh unit. Menurutnya, catatan resmi
paling awal tentang keterbatasan ditemukan pada pengamatan
Sir William Hamilton, seorang filsuf abad ke 19, yang mengatakan “Jikalau anda melemparkan segemgam
kelereng ke lantai, anda paling-paling hanya mampu
mengamati secara sekaligus hanya enam kelereng tau paling banyak
tujuh kelereng tanpa rasa bingung”. Dengan demikian Miller
menyusun hipotesis bahwa kapasitas kita untuk memproses
informasi memiliki batas sekitar tujuh unit. Dalam suatu penelitian yang
dilakukan para ahli, menghadirkan beberapa partisipan untuk melakukan
suatu tes yang menunjukkan kapasitas dari STM. Seorang penguji membacakan
serangkaian angka tanpa urutan khusus dan meminta para partisipan
untuk menuliskan angka-angka tersebut setelah ia usai berbicara.
Rata-rata partisipan mengingat tujuh angka. Berdasarkan laporan
tersebut serta berdasarkan observasi dan eksperimen lain, seorang
ahli bernama Miller menyususn sebuah hipotesis bahwa kapasitas kita untuk
memperoses informasi memiliki batas sekitar tujuh unit. Dalam
hipotesisinya, keterbatasan-keterbatasan tersebut diakibatkan oleh adanya
sejumlah mekanisme yang bersifat mendasar dan umum. Mekanisme inilah yang
disebut dengan STM.
b)
Penyandian Informasi dalam STM
Informasi
yang tersimpan dalam STM dapat berupa informasi auditorik, visual, atau sematik tergantung jenis
informasi atau jenis tugas yang dialami seseorang.
1.
Sandi auditorik
STM nampaknya beroperasi menggunakan sandi
auditorik, bahkan sekalipun informasi tersebut dihasilkan dari sandi
non-auditorik seperti stimulus visual. Misalnya ketika anda
ditanya tentang berapa jumlah jendela di rumah anda, anda memang
menggunakan sandi visual untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, namun
anda menghitung dan melaporkan dan melaporkan jawaban dalam sandi auditorik. Conrad menemukan bahwa kekeliriuan
dalam-kekeliruan dalam STM bersumber dari kekeliruan auditorik bukan kekeliruan
visual. Dalam ekperimennya, Conrad menanyangkan huruf-huruf yang bunyinya mirip
(B dan V), dan berdasarkan huruf-huruf tersebut, ia menyusun
rangkaian-rangkaian huruf yang tiap rangkaiannya terdiri dari enam huruf.
Rangkaian-rangkaian tersebut disajikan kepada partisipan. Huruf-huruf tersebut
disajikan dalam bentuk auditorik dan visual. Diasumsikan bahwa para partisipan
yang mendapatkan stimuli auditorik (mendengar huruf) akan membuat kekeliruan
pada huruf-huruf yang bunyinya serupa, sedangkan para partisipan yang
mendapatkan stimuli visual (membaca huruf) akan membuat kekeliruan berdasarkan
struktur visual huruf-huruf tersebut. Secara
umum, diasumsikan bahwa memori yang terlibat dalam pemprosesan informasi
bersifat akustik (secara dominan) dan kesalahan yang paling besar akan didapati
pada partisipan yang mendapat stimuli suara.
2.
Sandi visual
Posner dan rekan-rekannya, menemukan bahwa
setidaknya dalam sebagian kecil waktu informasi disandikan secara visual dalam
STM. Dalam ekperimen tersebut, para peneliti menyajikan huruf-huruf berpasangan
dalam tiga mode, yaitu mode yang pertama, huruf berpasangan yang identik dalam
pelafalan dan bentuk (AA, aa). Mode yang kedua, huruf berpasangan yang memiliki
pelafalan yang sama tapi bentuk berbeda (Aa) dan mode yang ketiga, huruf
berpasangan yang memiliki perbedaan pelafalan sekaligus berbeda bentuk (AB,
ab). Para partisipan diminta
menunjukkan (dengan menekan tombol) apakah kedua huruf yang ditampilkan adalah
huruf yang sama.huruf-huruf disajikan
satu demi satu dengan jeda waktu yang bervariasi: 0 detik (artinya huruf-huruf
disajikan serentak), 0,5 detik, 1 detik atau 2 detik. Para peneliti
mengasumsikan bahwa bila pasangan huruf tersebut diproses secara auditorik
seharusnya partisipan memerlukan waktu lebih lama untuk memproses AA disbanding
Aa. Namun, bila penyandian visual juga penting maka partisipan akan memerlukan
waktu yang lama untuk merespon Aa dibandingkan AA.
3.
Sandi sematik
Sandi sematik adalah sandi yang berhubungan
dengan makna. Ekperimen Delos Wickens dan rekan-rekannya, dilakukan berdasarkan
konsep inhibisi proaktif (Proactive Inhibition/PI). PI adalah sebuah fenomena
ketika kemampuan mengingat dihambat oleh adanya hubungan sematik antara daftar
yang diingat dengan daftar sebelumnya. Misalnya ketika seorang partisipan
diminta mengingat sebuah daftar kata-kata yang tergabung dalam satu kategori
(nama-nama buah), mereka mungkin dapat mengingat 90 persen isi daftar tersebut.
Namun, bila mereka diminta mengingat daftar kedua juga berisi nama-nama buah,
kemampuan mereka mengingat daftar tersebut hanya sebesar 30 persen. Selanjutnya
jika partisipan yang sama diminta mempelajari daftar ketiga yang juga berisi
nama-nama buah, kemampuan mengingat semakin menurun. Inhibisi proaktif ini mengindikasikan bahwa
informasi sematik sedang diproses dalam STM karena informasi tersebut saling
“mengganggu” dengan informasi-informasi dari daftar berikutnya.
c)
Pengambilan
Informasi dari STM
Era modern pemprosesan informasi sangat di
pengaruhi oleh sebuah teknik ekperimental
yang di kembangkan oleh Saul Sternberg. Teknik ini melibatkan sebuah tugas pemindaian serial yang didalamnya
pertisipan mendapatkan
stimuli berupa serangkaian item, misalnya angka, dengan jeda 1,2 detik setiap item. Diasumsikan bahwa
item-item tersebut disimpan
dalam STM partisipan. Setelah partisipan menghapalkan daftar, ia menekan sebuah tombol untuk memunculkan
sebuah angka yang ada (atau
yang tidak ada) dalam daftar yang telah dilihat sebelumnya. Tugas partisipan adalah membandingkan angka
tersebut dengan daftar yang telah diingatnya dan menjawab apakah angka tersebut memang ada
didaftar atau tidak.
Setiap tugas berisi daftar yang berbeda. Para peneliti mengubah-ubah ukuran daftar sesuai kapasitas STM yaitu
dari satu hingga enam angka.
Pada dasarnya, tugas ini mengharuskan partisipan mencari angka-angka dalam suatu daftar untuk menemukan
jawaban yang tepat.
Pencarian seperti ini dapat berhenti dengan sendirinya saat
partisipan telah menemukan
angka tersebut dan memberikan jawaban, sebaliknya partisipan mungkin melakukan pencarian
menyeluruh terhadap daftar dimemori
sebelum melaporkan jawabannya, terlepas ia menemuka angka itu atau tidak. Waktu reaksi mencerminkan waktu yang
diperlukan partisipan
untuk melakukan pencarian angka pada daftar dalam memori dan waktu reaksi dapat berperan sebagai dasar
untuk menggambarkan struktur
STM sekaligus menggambarkan hukum-hukum pengambilan informasi dari struktur tersebut.
2.7
Model-model Memori Jangka Panjang
Memori merupakan fenomena paling luar biasa di
dunia ini. Otak dimodifikasi dan
diatur oleh pengalaman-pengalaman kita. Interaksi kita dengan dunia fisik, pengalaman panca indera, persepsi, dan
tindakan kita mengubah kita secara
terus menerus dan menentukan apa yang nantinya bisa untuk merasa, mengingat, mengerti, dan menjadi.
Proses memori dapat dibagi menjadi tiga tahap
utama: pengodean (encoding), dimana
informasi baru diterima, penyimpanan (storage), dimana informasi disimpan untuk penggunaan di masa mendatang,
dan penarikan (retrieval), dimana informasi ditarik dari penyimpanan untuk
digunakan. Beberapa pendekatan
mencoba menjelaskan cara kerja proses-proses ini. Kita akan mengkaji tiga di antaranya–penyimpanan ganda,
tingkat-tingkat pemrosesan, dan
teori-teori memori kerja.
Dengan perkecualian refleks-refleks bawaan
yang ada pada diri kita sejak masa
kelahiran, segala pengetahuan kita tentang diri kita dan tentang dunia disimpan dalam memori jangka panjang.
Kemampuan kita untuk menanggapi peristiwa-peristiwa
sensorik yang paling kecil sekalipun yang membentuk “masa kini” dalam kontinum waktu adalah
fungsi utama dari STM kita, sebagai
tempat penyimpanan transitorik (sementara), sedangkan kemampuan kita untuk memahami masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk mengolah
“masa kini” adalah fungsi dari LTM kita. LTM kita memampukan kita tinggal di dua dunia secara bersamaan
(yakni pada masa lalu dan masa kini),
dan melalui proses tersebut, kita dapat memahami aliran pengalaman saat ini yang datang terus menerus. LTM harus
“ditarik” ke dalam STM agar dapat
digabungkan dengan informasi dalam STM dan digunakan untuk memahami aliran informasi yang kita terima
saat ini.
1.
Lokalisasi dan
Distribusi LTM
Lokasi
tempat memori disimpan adalah di seluruh bagian orak, meskipun juga
terpusat di bagian-bagian tertentu. Sebagai contoh, studi-studi PET menunjukkan bahwa area frontal di otak
terlibat dalam pemrosesan mendalam
terhadap informasi, seperti menentukan apakah suatu kata mendeskripsikan benda hidup atau benda mati.
Studi-studi tersebut mengindikasikan
bahwa jenis-jenis kinerja memori bersifat spesifik.
Meskipun
demikian, dalam pemrosesan-pemrosesan spesifik tersebut, bagian-bagian lain dari otak tetap terlibat,
meskipun hanya dalam tingkat yang
rendah. Prinsip spesialisasi dan distribusi tersebut didapati pada jenis-jenis kinerja memori dan system
penyimpanan yang lain.
Beberapa
region otak memiliki fungsi penting dalam pembentukan memori. Region-region tersebut meliputi
hipokampus dan korteks (yang berbatasan
dengan hipokampus) serta thalamus. Meskipun demikian, hipokampus itu sendiri tidaklah menjadi
penyimpanan memori jangka panjang
yang permanen, karena bila demikian halnya, maka H.M tidak akan memiliki akses ke memorinya sebelum
operasi. Telah disepakati bahwa
informasi sensorik dikirimkan ke region-region otak yang spesifik. Informasi dari mata dan telinga, sebagai
contoh, dikirimkan ke korteks visual
dan korteks auditorik secara berturut-turut. Sebagai
kesimpulan, sekalipun
model-model memori menampilkan memori sebagai suatu kotak, pada kenyataannya, memori tidaklah
seperti itu. Memori tersebar diseluruh otak, memori adalah suatu proses aktif
yang melibatkan sejumlah besar
area di otak, dan sejumlah area memiliki fungsi lebih dominan dibandingkan area lain.
2.
Kapasitas LTM
Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas
dan durasi informasi yang ditampung
dalam LTM, namun kita masih bisa menyusun perkiraan mengenai karakteristik-karakteristik tersebut.
Informasi yang paling samar sekalipun
dapat kita ingat. Sebagai contoh, anda mampu mengingat dan “merasakan” tempat anda pertama kali mencicipi
makanan tertentu, anda mampu
mengingat nomor telepon anda, sebagaian besar informasi tersebut tidak berada dalam jangkauan kesadaran anda
hingga dimunculkan kememori sadar. Bahkan dalam era seperti sekarang ini, saat
kapasitas penyimpanan
informasi dalam komputer hampir-hampir tanpa batas, kapasitas otak manusia untuk menyimpan
informasi yang mendetail dalam jangka
waktu lama tetaplah tidak tertandingi.
3.
Durasi LTM
Sejumlah data penelitian mendukung adanya
memori jangka sangat panjang atau very
long-term memory. Dalam data percobaan yang dihimpun Bahrick dan rekan-rekannya mendukung
gagasan bahwa VLTM memang
ada dan bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama. Selain itu, stabilitas rekognisi memori jangka waktu
selama itu sungguh mengejutkan.
Hasil tersebut menunjukkan adanya bahwa rekognisi memori terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi jauh pada masa lalu dipengaruhi
oleh tingkat panyandian awal (pada saat peristiwa tersebut terjadi) dan ditribusi rehearsal(pengulangan).
4.
Penyimpanan LTM
Sebuah penjelasan tentang bagaimana memori
jangka panjang dibentuk dan
disimpan, ditemukan dalam karya Donald Hebb yang menjadi klasik. Versi sederhana gagasan Hebb tentang LTM
menyatakan bahwa informasi dari
STM akan dikirim ke LTM apabila diulang-ulang di STM dalam jangka waktu yang cukup lama. Transformasi
informasi dari STM ke LTM tersebut
terjadi karena struktur STM di otak memiliki sirkuit yang berisikan aktivitas-aktivitas neural yang bergema, yang memiliki
neuron-neuron yang mampu bergerak dalam putaran secara mandiri. Manakala sirkuit tersebut tetap aktif selama suatu
periode tertentu, terjadilah perubahan
kimiawi atau perubahan structural, dan memori akan disimpan secara permanen dalam LTM. Jika informasi
tersebut dikombinasikan dengan
memori-memori lain yang bermakna, terjadilah peningkatan memorabilitas (kemudahan memori untuk
diingat).
5.
Tingkat-Tingkat
Pemrosesan
Kerangka kerja tingkat pemprosesan (levels
of processing – LOP) Craik dan Lockhart (1972) mengemukakan bahwa memori
tidak tediri dari penyimpanan
yang berbeda, melainkan suatu kontinum di mana kedalaman pengodean bervariasi. Kemungkinan
akan diingatnya sepotong informasi
berhubungan langsung dengan kedalaman pemrosesan yang terjadi pada saat pengodean. Pemrosesan dapat
berkisar dari analisis dangkal
atau fisik (misalnya, apakah suatu kata ditulis dalam huruf-huruf besar) hingga ke fonemik (apakah sama bunyi
dengan kata lain) dan keanalisis mendalam atau sistematik (misalnya, apakah
kata tersebut merupakan
jenis tanaman). Pemrosesan mendalam menghasilkan jejak-jejak memori yang lebih kuat yang lebih
mungkin untuk diingat.
a) Latihan
LOP membedakan antara
latihan pemeliharaan dan elaboratif. Latihan pemeliharaan
terjadi ketika informasi obyek diulang, sedangkan latihan elaboratif melibatkan analisis
semantik yang lebih dalam. Hanya
analisis elaboratif yang memperkuat memori jangka panjang, bertentangan dengan model penyimpanan ganda
yang beranggapan bahwa
semua latihan akan memperkuat memori. Kendati pengulangan sederhana suatu materi (misalnya, membaca
kata-kata yang berulang-ulang)
memang membantu penyimpanan (Tulving, 1966), latihan pemeliharaan merupakan strategi yang sedikit
lebih efektif di mana informasi
yang harus diingat dipertahankan di dalam kesadaran (misalnya, dengan melatih kata-kata yang
sama). Perbedaan antara pengulangan
dan latihan sangat kecil, namun penting.
Sebaliknya, latihan
elaboratif, di mana materi untuk diingat diasosiasikan
dengan informasi lain yang sudah tersimpan dalam memori, jauh lebih efektif ketimbang teknik
lainnya (Hyde & Jenkins, 1969).
b) Bukti-bukti
yang mendukung LOP
Craik
dan Turving (1975) mengamati hubungan langsung antara kedalaman pemrosesan dan
ingatan melalui petunjuk dan menemukan bahwa elaborasi menghasilkan retensi
yang secara signifikan lebih tinggi. Slamecka dan Graf (1978) mengamati bahwa
ingatan juga menjadi lebih baik ketika para peserta mencipakan petunjuk
penarikan mereka sendiri untuk kata-kata – efek penciptaan – yang mendukung
gagasan bahwa ada hubungan kuat antara cara informasi disimbolkan dan bagaimana
informasi tersebut ditarik.
c) Memori eksplisit dan implicit
LTM
dapat dibagi menjadi dua kategori luas, memori eksplisit dan implisit. Memori eksplisit
atau deklaratif dibagi lebih lanjut menjadi komponen episodik dan semantik yang
diingat secara sadar. Memori implisit bersifat otomatis atau tidak disadari dan
membentuk memori procedural. Suatu bagian di antara pengetahuan deklaratif dan
procedural memiliki banyak dukungan empiris dan membentuk basis bagi ACT-R
Anderson (1996), yaitu upaya untuk mendefinisikan proses-proses kognitif dan
perseptual dalam belajar dan memori manusia.
d) Memori eksplisit: memori episodik dan semantic
Tulving
(1983) mengemukakan pendapat bahwa terdapat dua tipe LTM, semantik dan
episodik, yang berbeda dalam jenis informasi yang disimpan, kendati proses pengkodeannya sama:
·
Memori episodik: penyimpanan dan penarikan
peristiwa-peristiwa spesifik. Ini membutuhkan pengetahuan kontekstual seperti
waktu dan tempat terjadinya peristiwa terkait, seperti apa yang anda makan saat
sarapan, atau apa yang anda lakukan saat liburan terakhir anda.
·
Memori semantik: pengetahuan yang tidak
memiliki elemen-elemen konstekstual seperti waktu dan tempat. Memori ini tidak
melibatkan pengetahuan konstekstual dan dapat dipandang sebagai pengetahuan
umum–nama ibukota-ibukota, akhiran-akhiran kata kerja dalam bahasa Prancis, dan
lain-lain.
Wheeler, Stuss, dan Tulving (1997) menyatakan
bahwa perbedaan utama bukanlah pada jenis isinya, namun pada pengalaman
subjektif yang diasosiasikan dengan memori pada saat pengodean dan penarikan.
Mereka menggunakan bukti dari para pasien kerusakan otak yang menunjukkan
aliran darah yang berbeda dalam tugas-tugas memori semantik dan episodik. Memori semantik dan episodik merupakan aspek
memori deklaratif atau eksplisit di mana kinerja pada suatu tugas membutuhkan
ingatan sadar atas pengalaman sebelumnya.
6.
Memori implisit:
memori procedural
Memori
implisit merupakan tempat di mana kinerja pada suatu tugas difasilitasi dalam ketiadaan ingatan sadar.nsatu bentuk
memori implisit adalah memori procedural di mana kita melakukan
berbagai tindakan, seperti mengemudi mobil
atau menulis, tanpa secara sadar berpikir tentang tindakan
tersebut. Tugas-tugas memori implisit berbeda dengan tugas tugas eksplisit tradisional dalam hal para peserta
tidak akan diinstruksikan untuk
mengingat memori implisit diperoleh dari para peserta normal, seperti pemisahan kata dari Tulving dan Stark
(1982), serta para pasien kerusakan
otak yang memiliki ekplisit lemah namun memori implisitnya tetap utuh.
7.
Memori Otobiografis
Memori otobiografis adalah memori yang
dimiliki seseorang mengenai masa
lalunya. Memori ini sering disebut juga sebagai memori pribadi, karena memori ini berkaitan dengan individu
bersangkutan dengan seluruh sejarah
hidupnya yang unik. Hebb mengatakan bahwa informasi dari STM akan dikirim ke LTM apabila diulang-ulang di
STM dalam jangka waktu yang
lama. Sejumlah pengalaman lebih mudah diingat dibandingkan pengalaman lain, pengalaman yang melibatkan
ego atau hal-hal yang menyenangkan
daripada pengalaman yang rumit. Sandi,
dalam LTM ini dapat
diartikan sebagai suatu informasi yang disandikan secara akustik, secara
visual, dan secara semantik. Diasumsikan
bahwa otak menggunakan
heuristik terhadap jumlah upaya dan waktu yang dicurahkan untuk pemenuhan sasaran. Menurut Craik dan
Lockhart, menyertakan gagasan
bahwa informasi yang diterima indera harus menjalani serangkaian analisis yang diawali dengan
analisis sensorik dangkal dan dilanjutkan
analisis semakin dalam, rumit, abstrak, dan semakin semantik.
Pilihannya tergantung dalam pada hakikat
stimulus pada waktu pemrosesan. Sesuai dengan penjelasan panjang lebar
tentang memori seperti
dijelasin di atas, dapat dianalogikan bahwa long term memori adalah tempat penyimpanan segala macam hal memori yang saat
itu sedang tidak digunakan,
namun memiliki makna yang penting dan dapat diambil
atau dipanggil kembali.
Jenis-jenis Memori tersebut adalah:
1.
Kemampuan
spasial, informasi mengenai lokasi kita di dunia.
2.
Karateristik-karateristik
fisik dunia sekeliling kita.
3.
Hubungan
sosial, mengenali orang-orang disekitar
4.
Nilai-nilai
sosial, pengetahuan tentang penting-tidaknya suatu hal untuk kelompok social
kita.
5.
Ketrampilan-
ketrampilan motorik, penggunaan alat, pemanipulasian
6.
Ketrampilan-ketrampilan
perseptual, memahami stimuli dalam
Dalam kasus pemetaan
area-area otak yang diasosiasikan dengan memori-memori spesifik dan
fungsi-fungsi memori, terdapat tiga area otakyang tamppaknya terlibat secara
langsung dalam proses-proses tersebut. Ketiganya adalah korteks yakni permukaan
luar otak yang terlibat dalam aktivitas kognisi tingkat tinggi seperti
berfikir, pemecahan masalah, dan mengingat, serebelum yakni struktur berbentuk
kubis di dasar otak yang terlibat dalam pengendalian fungsi-fungsi motorik dan
memori motorik, dan hipokampus sebuah struktur berbentuk yang terletak jauh di
dalam kedua hemisfer serebral dan berfungsi memproses informasi baru dan
menstransfer informasi tersebut kebagian-bagian korteks untuk disimpan secara
permanen.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Psikolog mendefinisikan memori sebagai proses
mengodekan, menyimpan dan memarik kembali informasi. Jenis-jenis memori yaitu
memori sensori, memori jangkan pendek, memori kerja dan memori jangka panjang. Teori tingkat pemrosesan
menyebutkan bahwa banyaknya pemrosesan informasi yang terjadi ketika materi pada awalnya
muncul adalah penting untuk menentukan berapa banyak dari informasi tersebut
yang pada akhirnya diingat. Tahapan penyimpan memoriyaitu penyandian atau
encoding, ppenyimpanan atau storage dan pemanggilan atau retrieval.
Beberapa hal yang menyebabkan lupa yaitu
pembusukan atau decay, interferensi, ketergantungan pada pertanda, konsolidasi
dan pencampuran. Sedangkan kerusakan-kerusakan atau disfungsi npada memori
antara lain lupa, amnesi, deya vu, jamais vu, depersonalis, dan derealis. Beberapa cara penyelidikan
ingatan yaitu dengan metode mempelajari, metode mempelajari kembali, metode
rekonstruksi, metode mengenal kembali, metode mengingat kembali dan metode
asosiasi berpasangan.
3.2
Saran
Setelah membaca makalah
ini, pembaca diharapkan untuk:
1.
Lebih
memahami definisi memori dan tahap pemrosesan memori
2.
Bisa
menyimpan informasi dengan memori dalam jangka waktu tertentu atau dengan
jangka waktu yang lebih lama
3.
Menghindari
kerusakan-kerusakan atau disfungsi dari memori dengan cara mencegah
4.
Meningkatkan
daya ingat memori dengan cara-cara penyelidikan ingatan
5.
Menggunakan
makalah ini sebagai bahan pembelajaran
6.
Menyebarluaskan
materi makalah ini
DAFTAR PUSTKA
Djamarah,
Syaiful Bahri, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Khodijah, Nyayu, 201 2014. Psikologi
Pendidikan, cetakan ke-2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ormrod, Jeanne Ellis, 2008. Psikologi
Pendidikan; Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Ed. Rev Jilid ke-2. Jakarta:
Erlangga.
Santrock, Jhon W., 2009. Psikologi Pendidikan; Educational
psychologi, Ed. 3 Rev. Jakarta: Selemba Humaniora.
Sarwono,
Sarlito Wirawan, 1975. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang.
Suryabrata,
Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Ed.5 Rev. cetakan ke-18. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada