Jumat, 06 Januari 2017

sosiologi



Ø Pelabelan dan Agen pengendalian social
Secara tradisional, penelitian tentang penyimpangan telah memfokuskan pada yang orang melanggar norma social. Sebaliknya, teori pelabelan berfokus pada polisi, petugas masa percobaan, psikiater, hokum, guru, pengusaha, pejabat sekolah dan pengatur lain dalam kontrol social. Agen ini, diasumsikan, memainkan peran penting dalam menciptakan identitas menyimpang dengan menunjuk orang-orang tertentu ( dan bukan orang lain ) sebagai menyimpang. Sebuah aspek penting dari teori pelabelan adalah pengakuan bahwa beberapa individu atau kelompok memiliki kekuasaan untuk menentukan label dan menerapkannya kepada orang lain. Pandangan ini berhubungan dengan penakanan perspektif konflik tentang signifikan social kekuasaan.
            Popularitas teori pelabelan tercermin dari munculnya perspektif terkait yang disebut kontruksionisme social. Menurut perspektif  kontruksi social memfokus khusus pada yang kita hidupi. Kontruksi social memfokus khusus pada  proses pengambilan keputusan yang menciptakan identitas menyimpang. Mereka menunjukkan bahwa “penculik anak”, “ayah pecundang”, pembunuh karena hobi”, dan “ pemerkosa saat kencan” selalu bersama kita, tetapi pada waktu yang telah menjadi perhatian utama pembuat social karena liputan media yang intensif.

Ø  Pelabelan dan Penyimpangan Seksual
Telah diterapkan untuk berbagai jenis penyimpangan. Tentu saja, salah satu contoh yang paling kentara ada hubungannya dengan seksualitas dan gender. Apakah perilaku seksual menyimpang ? apakah perilaku seksual criminal ? teori pelabelan berfokus pada proses dari mana perilaku dating untuk dianggap  sebagai menyimpang.
            Definisi perilaku seksual menyimpang bervariasi secara signifikan baik dari waktu ke waktu maupun dari budaya ke budaya. Sampai 1973, American  psychiatric association menganggap homoseksualitas sebagai “gangguan kepribadian sosiopat” yang pada dasarnya berarti homoseksualitas harus mencari terapis. Dua tahun kemudian, asosiasi menghapus homoseksualitas dari daftar penyakit mental. Hari ini, organisasi public menyatakan bahwa “ menjadi gay sama sehatnya dengan yang normal.” Dalam istilah goffman, para ahli kesehatan mental telah menghapus stigma dari bentuk ekspresi seksual yang satu ini. Dampaknya, di amerika serikat dan Negara lain, seks suka-sama-suka antara orang dewasa sesame jenis bukanlah kejahatan. Meskipun demikian, pengakuan homoseksual masih dikecualikan dari jajaran militer Amerika (American Psychological Association).


Ø  Teori konflik
Teori konflik menunjukkan bahwa orang dengan kuasa melindungi kepentingan mereka sendiri dan menentukan penyimpangan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Sosiolog Richard Quinney (1974,1979,1980) adalah tokoh penting yang berkuasa. Kejahatan, menurut Quinney (1970) adalah definisi perilaku yang dibuat oleh agen resmi control social- seperti legislator dan aparat penegak hokum-dalam masyarakat yang diatur secara politik. Ia dan ahli teori konflik lainnya berpendapat bahwa pembuatan hukum merupakan upaya yang kuat untuk memaksa orang lain kedalam moralitas mereka sendiri.
Teori ini membantu menjelaskan penyebab masyarakat kita memiliki hukum atas perjudian, penggunaan narkoba, dan prostitusi yang banyak dilanggar dalam skala besar. Menurut teori konflik, hukum pidana tidak mewakili suatu aplikasi yang konsisten dari nilai-nilai social, melainkan mencerminkan nilai-nilai dan kepentingan yang bersaing. Dengan demikian, kode criminal Amerika melarang ganja karena diduga merugikan pengguna. Namun, rokok dan alcohol dapat berbahaya bagi pengguna-dijual legal hamper dimana-mana.
Bahkan, teori konflik berpendapat bahwa system peradilan pidana di seluruh Amerika Serikat memperlakukan tersangka berbeda berdasarkan latar belakang ras, etnis, atau kelas social. Dalam banyak kasus, pejabat dalam system menggunakan keleluasaannya untuk mengambil keputusan bias tentang apakah menekankan tuntutan atau menjatuhkan, apakah mengatur jaminan dan berapa banyak, dan apakah untuk menawarkan pembebasan bersyarat atau menyangkalnya. Para peneliti telah menemukan bahwa jenis pembedaan keadilan (differential justice)- perbedaan dalam cara control social dilaksanakan terhadap kelompok yang berbeda-menempatkan Afro-Afrika dan Latino dan Afro-Amerika, bahkan ketika mempertimbangkan rekaman penangkapan sebelumnya dan tingkat kejahatan.
Perbedaan dramatis dalam penanganan social dapat mengarah pada kekerasan dan kejahatan tingkat tinggi. Orang yang melihat diri mereka sebagai korban dari perlakuan yang tidak adil dapat menyerang, dan tidak menentang yang kuat seperti terhadap sesama korban.

Ø  Perspektif Feminis
Kriminolog feminis seperti Freda Adler dan Meda Chesney-Lind menyatakan bahwa pelbagai pendekatan yang ada atas penyimpangan dan kejadian dikembangkan semata dalam alam piker laki-laki. Misalnya di Amerika Serikat, selama bertahun-tahun, setiap suami yang memaksa istrinya untuk melakukan hubungan seksual-tanpa persetujuan dan menentang keinginannya-secara hukum tidak dianggap sebagai tindak pemerkosaan. Hukum mendefinisikan perkosaan hanya untuk hubungan seksual antara orang-orang yang tidak menikah satu sama lain, mencerminkan komposisi laki-laki sebagai pembuat kebijakan negara pada saat itu.
Protes berulang dari organisasi feminis diperlukan untuk dapat mengubah definisi hukum pidana atas pemerkosaan. Dimulai pada 1993, suami diseluruh 50 negara bagian dapat dituntut dalam keadaan tertentu untuk memerkosa istri mereka. Ada pengecualian pengawasan setidaknya pada 30 negara. Sebagai contoh, suami dibebaskan ketika dia tidak perlu menggunakan kekerasan karena istrinya sedang tidur, tidak sadar, atau secara mental atau fisik terganggu. Interpretasi ini bersandar pada anggapan bahwa kontrak pernikahan hak suami adalah untuk seks.
Ketika masuk ke ranah kejahatan dan penyimpangan pada umumnya, masyarakat cenderung memperlakukan perempuan dalam sebuah stereotip. Sebagai contoh, mempertimbangkan bagaimana wanita yang memiliki banyak pasangan seksual dan lebih mungkin dilihat sebagai hinaan daripada pria yang melakukanya. Pandangan budaya dan sikap terhadap perempuan memengaruhi bagaimana mereka dianggap dan diberi label. Perspektif feminis juga menekankan bahwa penyimpangan, termasuk kejahatan, cenderung mengalir dari hubungan ekonomi. Secara tradisional, laki-laki memiliki kekuasaan lebih besar daripada penghasil istri mereka. Akibatnya, istri mungkin enggan melaporkan tindakan kekerasan kepada pihak berwenang karena akan kehilangan apa yang mungkin menjadi sumber utama bahkan satu-satunya pendapatan.

Ø  Kriminalitas
Kriminalitas (crime) adalah pelanggaran hukum pidana dimana otoritas pemerintah memberlakukan hukum formal. Ini merupakan penyimpangan norma social formal yang dikelola negara. Hukum membagi kriminalitas dalam berbagai kategori, bergantung pada tingkat keparahan dan pelanggaran, usia pelaku, potensi hukuman, dan pengadilan yang memegang wewenang atas kasus tersebut.
Kejahatan ada dipikiran semua orang. Sampai sekarang, kampus dipandang sebagai “ tempat berlindung yang aman” dari kriminalitas. Istilah indeks kriminalitas (index crimes) merajuk pada delapan jenis kriminalitas yang ditabulasi setiap tahun oleh Faderal Bureau of Investigation (FBI). Kategori perilaku criminal tersebut umumnya terdiri atas pelanggaran serius yang dipikirkan orang ketika mengungkapkan keprihatinan tentang masalah kriminalitas negara. Indeks kirminalitas termasuk pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan penyerangan- semua kriminalitas kekerasan yang dilakukan terhadap orang- serta kejahatan atas kepemilikan perampokan, pencurian, pencurian kendaraan bermotor dan pembakaran.

Jenis kriminalitas
·         Kejahatan tanpa korban saat berpikir tentang kejahatan, kita cenderung memikirkan tindakan yang membahayakan ekonomi atau kesejahteraan seseorang bertentangan dengan keinginan mereka ( atau tanpa diketahui langsung). Sebaliknya, sosiolog menggunakan istilah kejahatan tanpa korban (victimless crime) untuk menggambarkan pertukaran kebutuhan yang diinginkan orang dewasa (barang dan jasa) secara luas, tetapi illegal seperti prostitusi.
·         Kriminalitas professional meskipun terdapat pepatah “kejahatan tidak membayar” akrab, banyak orang meneliti karier dari kegiatan illegal. Seorang criminal professional (prfesional criminal) atau (karier criminal) adalah orang yang mengejar kejahatan pelbagai pekerjaan sehari-hari mengembangkan ketrampilan teknik, dan menikmati tingkat status tertentu diantara para criminal yang lainnya. Beberapa penjahat professional mengkhususkan diri pada perampokan, pembongkaran lemari besi, pembajakan kargo, pencopotan dan pengutil. Orang-orang seperti telah meraih ketrampilan yang mengurangi kemungkinan penangkapan, vonis, dan hukuman penjara. Hasilnya, mereka mungkin memiliki karier panjang dalam “profesi” pilihannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar