Ø Pelabelan
dan Agen pengendalian social
Secara
tradisional, penelitian tentang penyimpangan telah memfokuskan pada yang orang
melanggar norma social. Sebaliknya, teori pelabelan berfokus pada polisi,
petugas masa percobaan, psikiater, hokum, guru, pengusaha, pejabat sekolah dan
pengatur lain dalam kontrol social. Agen ini, diasumsikan, memainkan peran
penting dalam menciptakan identitas menyimpang dengan menunjuk orang-orang
tertentu ( dan bukan orang lain ) sebagai menyimpang. Sebuah aspek penting dari
teori pelabelan adalah pengakuan bahwa beberapa individu atau kelompok memiliki
kekuasaan untuk menentukan label dan menerapkannya kepada orang lain. Pandangan
ini berhubungan dengan penakanan perspektif konflik tentang signifikan social
kekuasaan.
Popularitas
teori pelabelan tercermin dari munculnya perspektif terkait yang disebut
kontruksionisme social. Menurut perspektif
kontruksi social memfokus khusus pada yang kita hidupi. Kontruksi social
memfokus khusus pada proses pengambilan
keputusan yang menciptakan identitas menyimpang. Mereka menunjukkan bahwa
“penculik anak”, “ayah pecundang”, pembunuh karena hobi”, dan “ pemerkosa saat
kencan” selalu bersama kita, tetapi pada waktu yang telah menjadi perhatian
utama pembuat social karena liputan media yang intensif.
Ø Pelabelan dan Penyimpangan Seksual
Telah diterapkan
untuk berbagai jenis penyimpangan. Tentu saja, salah satu contoh yang paling
kentara ada hubungannya dengan seksualitas dan gender. Apakah perilaku seksual
menyimpang ? apakah perilaku seksual criminal ? teori pelabelan berfokus pada
proses dari mana perilaku dating untuk dianggap
sebagai menyimpang.
Definisi
perilaku seksual menyimpang bervariasi secara signifikan baik dari waktu ke
waktu maupun dari budaya ke budaya. Sampai 1973, American psychiatric association menganggap
homoseksualitas sebagai “gangguan kepribadian sosiopat” yang pada dasarnya
berarti homoseksualitas harus mencari terapis. Dua tahun kemudian, asosiasi
menghapus homoseksualitas dari daftar penyakit mental. Hari ini, organisasi
public menyatakan bahwa “ menjadi gay sama sehatnya dengan yang normal.” Dalam
istilah goffman, para ahli kesehatan mental telah menghapus stigma dari bentuk
ekspresi seksual yang satu ini. Dampaknya, di amerika serikat dan Negara lain,
seks suka-sama-suka antara orang dewasa sesame jenis bukanlah kejahatan.
Meskipun demikian, pengakuan homoseksual masih dikecualikan dari jajaran
militer Amerika (American Psychological Association).
Ø Teori konflik
Teori konflik
menunjukkan bahwa orang dengan kuasa melindungi kepentingan mereka sendiri dan
menentukan penyimpangan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Sosiolog
Richard Quinney (1974,1979,1980) adalah tokoh penting yang berkuasa. Kejahatan,
menurut Quinney (1970) adalah definisi perilaku yang dibuat oleh agen resmi
control social- seperti legislator dan aparat penegak hokum-dalam masyarakat
yang diatur secara politik. Ia dan ahli teori konflik lainnya berpendapat bahwa
pembuatan hukum merupakan upaya yang kuat untuk memaksa orang lain kedalam moralitas
mereka sendiri.
Teori ini
membantu menjelaskan penyebab masyarakat kita memiliki hukum atas perjudian,
penggunaan narkoba, dan prostitusi yang banyak dilanggar dalam skala besar.
Menurut teori konflik, hukum pidana tidak mewakili suatu aplikasi yang konsisten
dari nilai-nilai social, melainkan mencerminkan nilai-nilai dan kepentingan
yang bersaing. Dengan demikian, kode criminal Amerika melarang ganja karena
diduga merugikan pengguna. Namun, rokok dan alcohol dapat berbahaya bagi
pengguna-dijual legal hamper dimana-mana.
Bahkan, teori
konflik berpendapat bahwa system peradilan pidana di seluruh Amerika Serikat
memperlakukan tersangka berbeda berdasarkan latar belakang ras, etnis, atau
kelas social. Dalam banyak kasus, pejabat dalam system menggunakan keleluasaannya
untuk mengambil keputusan bias tentang apakah menekankan tuntutan atau
menjatuhkan, apakah mengatur jaminan dan berapa banyak, dan apakah untuk
menawarkan pembebasan bersyarat atau menyangkalnya. Para peneliti telah
menemukan bahwa jenis pembedaan keadilan
(differential justice)- perbedaan dalam cara control social dilaksanakan
terhadap kelompok yang berbeda-menempatkan Afro-Afrika dan Latino dan
Afro-Amerika, bahkan ketika mempertimbangkan rekaman penangkapan sebelumnya dan
tingkat kejahatan.
Perbedaan
dramatis dalam penanganan social dapat mengarah pada kekerasan dan kejahatan
tingkat tinggi. Orang yang melihat diri mereka sebagai korban dari perlakuan
yang tidak adil dapat menyerang, dan tidak menentang yang kuat seperti terhadap
sesama korban.
Ø Perspektif Feminis
Kriminolog
feminis seperti Freda Adler dan Meda Chesney-Lind menyatakan bahwa pelbagai
pendekatan yang ada atas penyimpangan dan kejadian dikembangkan semata dalam
alam piker laki-laki. Misalnya di Amerika Serikat, selama bertahun-tahun,
setiap suami yang memaksa istrinya untuk melakukan hubungan seksual-tanpa
persetujuan dan menentang keinginannya-secara hukum tidak dianggap sebagai
tindak pemerkosaan. Hukum mendefinisikan perkosaan hanya untuk hubungan seksual
antara orang-orang yang tidak menikah satu sama lain, mencerminkan komposisi
laki-laki sebagai pembuat kebijakan negara pada saat itu.
Protes berulang
dari organisasi feminis diperlukan untuk dapat mengubah definisi hukum pidana
atas pemerkosaan. Dimulai pada 1993, suami diseluruh 50 negara bagian dapat
dituntut dalam keadaan tertentu untuk memerkosa istri mereka. Ada pengecualian
pengawasan setidaknya pada 30 negara. Sebagai contoh, suami dibebaskan ketika
dia tidak perlu menggunakan kekerasan karena istrinya sedang tidur, tidak
sadar, atau secara mental atau fisik terganggu. Interpretasi ini bersandar pada
anggapan bahwa kontrak pernikahan hak suami adalah untuk seks.
Ketika masuk ke
ranah kejahatan dan penyimpangan pada umumnya, masyarakat cenderung
memperlakukan perempuan dalam sebuah stereotip. Sebagai contoh,
mempertimbangkan bagaimana wanita yang memiliki banyak pasangan seksual dan
lebih mungkin dilihat sebagai hinaan daripada pria yang melakukanya. Pandangan
budaya dan sikap terhadap perempuan memengaruhi bagaimana mereka dianggap dan
diberi label. Perspektif feminis juga menekankan bahwa penyimpangan, termasuk
kejahatan, cenderung mengalir dari hubungan ekonomi. Secara tradisional,
laki-laki memiliki kekuasaan lebih besar daripada penghasil istri mereka. Akibatnya,
istri mungkin enggan melaporkan tindakan kekerasan kepada pihak berwenang
karena akan kehilangan apa yang mungkin menjadi sumber utama bahkan
satu-satunya pendapatan.
Ø Kriminalitas
Kriminalitas (crime) adalah pelanggaran hukum pidana
dimana otoritas pemerintah memberlakukan hukum formal. Ini merupakan
penyimpangan norma social formal yang dikelola negara. Hukum membagi
kriminalitas dalam berbagai kategori, bergantung pada tingkat keparahan dan
pelanggaran, usia pelaku, potensi hukuman, dan pengadilan yang memegang
wewenang atas kasus tersebut.
Kejahatan ada
dipikiran semua orang. Sampai sekarang, kampus dipandang sebagai “ tempat
berlindung yang aman” dari kriminalitas. Istilah indeks kriminalitas (index crimes) merajuk pada delapan jenis
kriminalitas yang ditabulasi setiap tahun oleh Faderal Bureau of Investigation
(FBI). Kategori perilaku criminal tersebut umumnya terdiri atas pelanggaran
serius yang dipikirkan orang ketika mengungkapkan keprihatinan tentang masalah
kriminalitas negara. Indeks kirminalitas termasuk pembunuhan, pemerkosaan,
perampokan, dan penyerangan- semua kriminalitas kekerasan yang dilakukan
terhadap orang- serta kejahatan atas kepemilikan perampokan, pencurian,
pencurian kendaraan bermotor dan pembakaran.
Jenis kriminalitas
·
Kejahatan tanpa
korban saat
berpikir tentang kejahatan, kita cenderung memikirkan tindakan yang
membahayakan ekonomi atau kesejahteraan seseorang bertentangan dengan keinginan
mereka ( atau tanpa diketahui langsung). Sebaliknya, sosiolog menggunakan
istilah kejahatan tanpa korban (victimless crime) untuk menggambarkan
pertukaran kebutuhan yang diinginkan orang dewasa (barang dan jasa) secara
luas, tetapi illegal seperti prostitusi.
·
Kriminalitas
professional
meskipun terdapat pepatah “kejahatan tidak membayar” akrab, banyak orang
meneliti karier dari kegiatan illegal. Seorang criminal professional (prfesional criminal) atau (karier criminal)
adalah orang yang mengejar kejahatan pelbagai pekerjaan sehari-hari
mengembangkan ketrampilan teknik, dan menikmati tingkat status tertentu
diantara para criminal yang lainnya. Beberapa penjahat professional
mengkhususkan diri pada perampokan, pembongkaran lemari besi, pembajakan kargo,
pencopotan dan pengutil. Orang-orang seperti telah meraih ketrampilan yang
mengurangi kemungkinan penangkapan, vonis, dan hukuman penjara. Hasilnya,
mereka mungkin memiliki karier panjang dalam “profesi” pilihannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar